Sebuah iklan menyebutkan, kolagen bisa mengembalikan kekencangan kulit yang sudah mengendur, mempermulus kulit dan membuat kulit bercahaya. Sebegitu hebatkah kolagen?
Dokter Titi Moertolo mengatakan, ada tiga macam cara menggunakan kolagen. Mereka yang merasa tertarik sebaiknya memilih untung-ruginya, agar tak menyesal belakangan. Maunya menjadi lebih cantik, salah-salah malah bisa fatal.
Kolagen bisa digunakan dengan tiga cara, yakni diminum, dioles atau disuntikkan. Mana yang baik, mana yang paling efektif, tidak bisa dijawab secara umum begitu saja. Ini tidak cuma berlaku untuk kolagen, tetapi juga untuk yang lainnya. Jangan ikut-ikutan karena melihat orang lain berhasil.
Peringatan tersebut perlu ditekankan karena pengalaman memperlihatkan, banyak orang cepat terpengaruh untuk mengikuti temannya. Tetapi banyak orang kemudian kecewa karena tidak mendapatkan hasil seperti yang dia lihat pada orang lain.
Ini bisa terjadi karena reaksi orang berbeda. Ada orang yang kulitnya bereaksi cepat, ada yang lambat. Masing-masing orang lain-lain reaksinya.
1. Minum Supplemen Kolagen
Kolagen dalam pil, sangat mudah didapatkan di toko-toko obat. Pil ini merupakan food supplement yang mengandung protein tinggi. Kolagen dibentuk oleh badan kita, protein tinggi bisa membentuk kolagen yang baik.
Meski begitu untuk mengkonsumsi pil yang mengandung protein tinggi kita harus hati-hati. Terutama bagi yang kondisi ginjalnya tidak baik, mengkonsumsi pil seperti ini mengandung risiko yang cukup besar.
Maka sebaiknya, pastikan dulu apakah ginjal benar-benar baik, sebelum memutuskan untuk mulai makan pil protein tinggi demi mendapatkan kulit yang lebih baik. Kalau memang ginjal baik, memang tidak ada salahnya mengkonsumsi food supplement itu. Beberapa dari mereka yang pernah mengkonsumsi makanan tambahan tersebut memang mendapat hasil yang cukup baik. Artinya, kulit menjadi lebih kencang dan lebih halus.
Berapa lama konsumsi bisa dilakukan, prinsipnya tidak ada batasannya. Tiap hari selama tiga bulan misalnya, dengan dosis yang kemudian dikurangi. Atau bahkan sepanjang tahun. Semua ini sangat tergantung pada individunya dan juga usia.. Tetapi sekali lagi, ini hanya dianjurkan untuk mereka yang ginjalnya bagus. Karena bagaimanapun tambahan makanan ini akan membebani ginjal.
Efek keberhasilan terutama terjadi pada mereka yang mengalami penuaan dini. Keadaan ini biasanya terjadi karena seseorang terlalu sering tertimpa sinar matahari, merokok, memakai obat-obatan tertentu atau juga dialami leh mereka yang hidupnya penuh stres.
Konsumsi makanan tambahan berprotein tinggi dalam beberapa minggu, akan menampakkan hasil yang mencolok. Ini juga tergantung apakah si pemakai responsif atau tidak. Untuk mereka yang tidak responsif, waktunya mungkin bukan hitungan minggu atau mungkin tidak sebaik mereka yang responsif.
2. Pemakaian Krim atau Sabun Kolagen
Cara lain berupa penggunaan krim topikal atau poles. Kalau dulu pembentukan kolagen lewat pengolesan di pori-pori kulit, dianggap tidak mungkin, sekarang muncul pendapat yang mengatakan hal itu mungkin dilakukan bila ada pembawa campuran yang pas.
![]() |
Felice Collagen soap |
Produk kolagen terbaik yang ada di Indonesia adalah Felice Collagen Soap dan Collagen Botanical Drink. Kedua produk ini berbahan dasar botanical collagen ( kolagen dari tumbuhan ) sehingga lebih aman daripada produk kolagen dari hewan. Selengkapnya tentang manfaat kedua produk ini bisa anda klik link di bawah ini
FELICE SOAP
COLLAGEN DRINK
3. Suntikan Kolagen
Bekas cacar, lubang bekas jerawat, atau daerah garis senyum (smile line), supaya bisa rata, bisa “ditambal” dengan kolagen. Melalui teknik penyuntikan, bagian-bagian yang ingin dibuat mulus diisi dengan kolagen yang biasanya didapat dari sapi.
Di Indonesia kolagen dari sapi sudah beredar sejak sekian tahun lalu, bahkan sampai sekarang. Namun bagi mereka yang ingin mencoba teknik suntik ini, yang perlu diketahui, biasanya dalam waktu dua atau tiga bulan, harus menjalani suntik ulang kalau memang ingin tetap bertahan. Sampai sekarang belum ditemukan hasil permanen untuk penyuntikan kolagen ini.
Lagipula ada efek samping yang harus diperhatikan akibat suntikan ini, misalnya alergi. Atau penyuntikan mengakibatkan koreksi berlebihan (over corrected) berupa bagian kulit yang melentung. Lebih fatal lagi lagi, reaksi bisa terjadi di lokasi lain yang sebenarnya bukan menjadi sasaran.
Sebuah kasus yang pernah terjadi, misalnya, seseorang menjadi tua mendadak setelah penyuntikan selama dua tahun. Bila sudah demikian, sangat sulit untuk memperbaiki, bahkan untuk mengembalikan ke keadaan sebelumnya.
Konsumen sebaiknya mencari beberapa pendapat kepada orang-orang yang kompeten sebelum memutuskan untuk memilih cara suntik. Hal yang sama juga berlaku pada saat seseorang ingin melakukan operasi kosmetik.
Bahkan sekalipun itu dilakukan di negara yang sangat maju sekalipun. Dokter Titi mencontohkan sebuah kejadian yang dialami oleh seorang wanita berusia 50-an di Amerika.
Akibat operasi plastik yang dijalaninya, wanita tadi mengalami bengkak-bengkak pada wajahnya. Setelah ditangani ulang, bengkak-bengkak itu memang akhirnya hilang, tetapi wajah wanita itu berubah sama sekali. Tidak menjadi lebih buruk, hanya saja orang menjadi sulit mengenali perubahan itu. Belakangan yang terjadi adalah munculnya stres karena dia merasa menjadi manusia lain.
Konsumen sebaiknya jangan mudah terkecoh. Apalagi dalam soal kolagen ini masih terjadi kerancuan dengan silikon yang sudah jelas-jelas banyak menimbulkan korban. Praktik-praktik penyuntikan kolagen, sebagian berbaur dengan penggunaan silikon.
Peringatan ini perlu dia kemukakan karena secara fisik sangat sulit membedakan antara kolagen dengan silikon. Apalagi kalau harganya cuma puluhan ribu, patut dicurigai itu silikon, bukan kolagen.
0 comments:
Post a Comment