Kemampuan anak kecil untuk menghafal tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebab berdasarkan realitas menunjukkan bahwa anak kecil mempunyai kemampuan yang cukup besar untuk merekam dan menghafal melebihi kemampuan orang dewasa. Apabila usia anak lebih dari dua tahun atau mendekati usia tiga tahun, maka inilah saatnya orang tua mulai gencar mendidik anak untuk menghafal al-Qur’an. Dalam situasi seperti ini, orang tua bisa memulainya dengan surat-surat pendek.
Add caption |
1. Metode Merekam Suara Anak
Hati manusia cenderung senang mendengarkan suara yang indah dan terbawa pada alunan suaranya. Orang yang mendengarkan suara indah tidak seperti mendengarkan suaranya sendiri. Anak akan merasa senang mendengarkan suaranya sendiri.
2. Metode Menggunakan Video
Alat ini merupakan sarana pendidikan yang paling baik hasilnya bagi anak, apabila digunakan dengan baik dan benar. Dengan cara orang tua merekam bacaan al-Qur’an anak dengan handycam. Kemudian hasilnya ditampilkan dalam sebuah televisi. Dengan metode ini anak akan merasa senang dan menirukan apa yang dibaca, baik itu dilihat sendiri atau bersama teman-temannya.
3. Metode Isyarat Tangan
Dalam metode ini, orang tua memperagakan perilaku sehari-hari yang ada kaitannya dengan al-Qur’an. Sebagai contoh :
“Wa”….(sambil mengucapkan kata wa, tangan diayunkan setengah lingkaran, membentuk isyarat kata wa, yang artinya dan)
“Laahu”, jari telunjuk menunjuk keatas (yang bermakna Allah,Tuhan)
“Yuhibbu”, kedua tangan seolah-olah memeluk sesuatu (bermakna mencintai)
“Muthahhirin”, kedua tangannya memperagakan gerakan orang yang sedang mandi/mencuci
Sehingga lengkaplah ayat yang dimaksud, yakni :
(Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih)
4. Metode Permainan
Metode ini diterapkan sesuai dengan permainan yang disukai anak. Sebagai contoh : permainan yang mengajarkan konsep sebab akibat dari makna ayat yang dimaksud. Misalnya: ketika mengajarkan ayat “Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih”, anak diajari bermain kotor-kotoran, lalu mandi, sehingga anak mengerti bahwa mandi itu perlu karena kalau tidak mandi badannya terasa gatal.
5. Metode Cerita
Banyak sekali metode yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar antara lain adalah metode cerita atau kisah. Metode cerita merupakan salah satu dari metode-metode mengajar lainnya yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Pendidikan dengan metode cerita mempunyai daya tarik tersendiri. Karena menghafal ayat al-Qur’an yang disertai penceritaan kisah dan hikmah yang terkandung dalam ayat atau surat tersebut melalui gaya naratif yang mempesonakan anak atau bisa juga melalui kisah-kisah dalam cerita bergambar. Dengan begitu makna ayat akan terpatri dalam jiwa anak.
6. Metode Sima’i
Sima’i artinya mendengar. Yaitu mendengarkan sesuatu bacaan untuk dihafalkannya. Metode ini akan sangat efektif bagi penghafal yang mempunyai daya ingat extra, terutama bagi penghafal yang tuna netra atau anak-anak yang mas?h di bawah umur yang belum mengenal baca tulis al-Qur’an. Cara ini bisa mendengar dari orang tua, guru atau mendengar melalui kaset.
0 comments:
Post a Comment